25 tahun adalah sebuah perjalanan yang cukup panjang dalam perjuangan gerakan perempuan di Indonesia. Selama 25 tahun, SP sebagai organisasi feminis, terus konsisten dalam membangun gerakan, memegang teguh nilai, ideologi feminis dan garis politik, menyuarakan dan memperjuangkan hak-hak perempuan dan kelompok marginal lainnya untuk terwujudnya kedaulatan perempuan. Selama 25 Tahun Solidaritas Perempuan terus bergerak menyuarakan perlawanan terhadap berbagai penindasan, ketidakadilan dan perampasan yang dilakukan oleh aktor global, seperti perusahaan multinasional/Internasional, negara maju/industri, lembaga keuangan Internasional, dan dilindungi oleh sistem dan kebijakan negara. Situasi ini telah mengakibatkan pemiskinan perempuan terus menguat.
Refleksi Solidaritas Perempuan menunjukkan fakta-fakta bahwa arah pembangunan negara Indonesia tidak semakin membaik, justru terus mencerminkan kepentingan ekonomi global melalui berbagai kebijakan, program maupun perjanjian-perjanjian bilateral dan Internasional, yang merampas sumber kehidupan perempuan. Fakta bahwa perempuan semakin kehilangan kedaulatan perempuan atas pekerjaan, sumber ekonomi, sumber-sumber kehidupan, termasuk kehilangan kedaulatan atas otonomi tubuhnya, sudah tidak dipungkiri lagi. Karenanya, dalam mencapai visi perserikatan, Solidaritas Perempuan terus berjuang untuk merebut kembali kedaulatan perempuan yang telah dirampas dan mengakibatkan penindasan dan kekerasan berlapis dialami perempuan.
Pada hari ini, 14 wilayah (Aceh, Padang, Palembang, Lampung, Kendari, Palu, Makassar, Poso, Mataram, Sumbawa, Jakarta, Yogyakarta, Salatiga dan Bojonegoro) secara serentak telah melakukan refleksi bersama atas perjalanan dan perjuangan yang dilakukan, dan tantangan yang dihadapi Solidaritas Perempuan dalam memperjuangkan dan mempromosikan hak-hak perempuan dan kelompok marginal lainnya.
Oleh karena itu, pada 25 tahun Solidaritas Perempuan dan bertepatan dengan Hari Hak Asasi Manusia (HAM) Sedunia, Gerakan Solidaritas Perempuan, yang terdiri dari 781 anggota Solidaritas Perempuan, aktivis, dan perempuan akar rumput, menyatakan akan terus berkomitmen untuk bergerak bersama memimpin gerakan, mewujudkan kedaulatan perempuan. Momentum 25 tahun Solidaritas Perempuan, Gerakan Solidaritas Perempuan menyerukan untuk:
- Mendesak Negara untuk segera melakukan evaluasi terhadap kebijakan dan program pemerintah yang menghilangkan kedaulautan perempuan atas hidup dan sumber kehidupannya.
- Mendesak Negara untuk menghentikan praktek-praktek perusahaan multinasional/transnasional maupun Lembaga Keuangan Internasional yang telah menghancurkan dan merampas hidup dan sumber-sumber kehidupan perempuan, serta memperkuat kekerasan dan pelanggaran HAM.
- Mendesak Negara untuk segera membangun kebijakan-kebijakan dan program yang menjamin perlindungan, penghormatan dan pemenuhan hak asasi perempuan disegala aspek.
- Berkomitmen terus menerus untuk memperkuat dan mendorong inisiatif perempuan dalam merebut kembali kedaulatan perempuan serta melawan berbagai bentuk penindasan dan ketidakadilan perempuan.
Kami juga menyerukan kepada seluruh anggota Solidaritas Perempuan dan rakyat Indonesia, perempuan dan laki-laki, untuk terus bergerak bersama, menyuarakan keadilan bagi perempuan, demi terwujudnya kedaulatan perempuan.
10 Desember 2015
Solidaritas Perempuan