Siaran Pers Solidaritas Perempuan Anging Mammiri Makassar
Upaya pihak Polda Sulawesi Selatan mengerahkan aparat keamanan perlu diberi apresiasi. Tidak kurang dari 2.780 aparat gabungan kepolisian dan TNI dikerahkan untuk mengamankan jalannya Pemilihan Walikota Makassar 18 September 2013. Namun demikian, pengerahan pasukan dengan jumlah banyak makin menegaskan adanya situasi tidak aman, setidaknya situasi rawan kekerasan. Hal ini tentunya memunculkan banyak ketakutan di kalangan perempuan terhadap kemungkinan adanya kekerasan antar pendukung yang tidak puas dengan hasil pemungutan suara.
Artinya, penyelenggaraan Pemilu Walikota diawarnai oleh ketidakmampuan partai-partai pendukung calon maupun para elit politik untuk melaksanakan pemilu secara damai. Upaya partai-partai maupun massa pemilih untuk sekedar memenangkan calonnya bisa saja berujung pada kerusuhan atau kekerasan sebagaimana yang nampak dalam masa kampanye. Walaupun polisi dan aparat militer bersiaga, namun kecenderungan sikap para politisi dan pendukungnya yang hanya ingin sekedar merebut atau mempertahankan kekuasaan, sangat menguatirkan bagi banyak perempuan.
Solidaritas Perempuan Anging Mammiri Makassar (SPAM) sejak April 2013 telah menyelenggarakan berbagai bentuk pendidikan politik di 20 Kelurahan di Kota Makassar. Pendidikan ini dilakukan oleh para fasilitator atau influencer (pemberi pengaruh) dari berbagai latar belakang. Pendidikan berbagai kelompok perempuan marginal, yang selama ini tidak mendapatkan informasi mengenai pemilu. Bahkan jarang didatangi para calon maupun tim sukses, dan kurang mendapatkan perhatian dari pemerintah.
Selain itu, SPAM juga sudah menyelenggarakan Diskusi Kampung, Diskusi Publik, Tudang Sipulung, dan Temu Kandidat. Kegiatan ini melibatkan selain para calon walikota dan tim suksesnya, juga menghadirkan penyelenggara pemilu, seperti KPU Kota Makassar dan Panwaslu. Pertemuan-pertemuan ini membahas berbagai kepentingan perempuan, antara lain penghentian kekerasan atau penciptaan rasa aman bagi perempuan. Juga kepentingan yang berkaitan dengan pendidikan, penyediaan lapangan kerja, kesehatan, pemukiman, dan pangan yang murah dan sehat.
Sejak masa kampanye, SPAM juga melakukan pemantauan terhadap lima hal, yaitu kecurangan dalam teknis pelaksanaan pemilu, perilaku kampanye yang merugikan kepentingan perempuan, politik uang, penyalahgunaan jabatan dan fasilitas negara dan komitmen para calon walikota terhadap pemenuhan kepentingan perempuan.
Memperhatikan kecenderungan tersebut, maka Solidaritas Perempuan Anging Mammiri Makasar (SPAM) menyerukan hal-hal sebagai berikut:
- Pertama, agar partai-partai pendukung Calon Walikota maupun para elit politik agar tidak melakukan kekerasan atau pemaksaan kehendak dalam penyelenggaraan pemungutan dan penghitungan suara pada 18 September 2013.
- Kedua, agar Kepolisian dan TNI benar-benar menjaga keamanan atau menghindarkan kemungkinan terjadinya kekerasan antar para pendukung calon Walikota.
- Ketiga, agar masyarakat menghindarkan diri dari adanya upaya berbagai pihak untuk melakukan kekerasan terhadap siapapun dalam pelaksanaan Pemilihan Walikota Makassa 18 September 2013 maupun tahapan penghitungan suara dan penetapan hasil Pemilu.
Makassar 16 September 2013
JUSMIATI LESTARI
Ketua Badan Eksekutif Komunitas
Solidaritas Perempuan
Anging Mammiri Makassar
Jusmiati Lestari (Umi): 081355231517
Email: jusmiatilestari@gmail.com, spangingmammiri@solldaritasperempuan.org