Hentikan Industrialisasi Pangan: Kembalikan Akses dan Kontrol Perempuan Atas Sistem Pengelolaan Pangan

Liputan Aksi Hari Pangan Sedunia 2014
Oleh: Erna Rosalina

Jakarta, 16 hari pangan1oktober 2014. Solidaritas Perempuan yang tergabung bersama dengan organisasi masyarakat sipil lainnya dalam Aliansi untuk Kedaulatan Pangan (AKAP) melakukan aksi teatrikal bersama di halaman depan Taman Ismail Marzuki (TIM) untuk memperingati Hari Pangan Sedunia 2014. Aksi teatrikal yang berjudul “Anak Ayam Mati di Lumbung Padi” ini menggambarkan situasi pertanian di Indonesia, dimana petani kecil direbut akses dan kontrolnya dari tanah, bibit, pupuk hingga sistem irigasi akibat kebijakan pemerintah yang tidak berpihak pada petani.

Sepanjang satu dekade kepemimpinan SBY, persoalan pangan tidak teratasi dan justru semakin memburuk. “Negara tidak memberikan perlindungan terhadap produsen pangan kecil terutama perempuan. Hingga kini tidak ada pengakuan peran dan situasi khusus perempuan dalam berbagai kebijakan pangan yang dihasilkan oleh pemerintahan SBY. Perempuan dianggap sudah terwakili oleh laki-laki yang dinisbatkan sebagai kepala keluarga dan pengambil keputusan. Sehingga perempuan tidak diperhitungkan sebagai individu produsen pangan yang harus dilibatkan dalam ruang-ruang pengambilan keputusan tentang pangan. Akibatnya perempuan sulit mengakses lahan, kredit, bantuan benih/pupuk, peningkatan kapasitas ataupun informasi jika dibandingkan dengan laki-laki” ujar Arie dari Solidaritas Perempuan menyampaikan hari pangan2orasinya.

Dalam aksi yang juga dihadiri oleh nelayan dari Pangandaran, petani dari Blitar, mahasiswa maupun ibu-ibu kampung ini AKAP menolak Masyarakat Ekonomi ASEAN 2015. Karena MEA 2015 hanya akan membuka impor pangan seluas-luasnya dan menghancurkan kehidupan petani dan nelayan tradisional. Sehingga yang diuntungkan hanyalah korporasi pangan. Membanjirnya pangan impor tanpa kendali akan kualitasnya justru akan membahayakan rakyat, utamanya generasi muda. Pesan ini yang disampaikan oleh Leo Lintang dari SP Jabotabek dalam puisinya yang berjudul . Aksi ini banyak menarik perhatian dari pengunjung TIM maupun masyarakat yang ada di sekitarnya.

Translate »